Izinkan saya bertekuk meminta maaf padamu karena
saya telah berani memasuki ruang hatimu yang sempat kosong tanpa permisi.
Sehingga apapun yang terjadi pada kita akan semestinya tersimpan disana, yang
pada akhirnya ternyata membuat saya pun terluka.
Tuan memang tidak salah, hanya saya saja yang lekas
mengartikan kedekatan kita ini adalah berdasarkan rasa layaknya dua orang telah
jatuh cinta. Tapi faktanya, hanya saya saja, tidak denganmu. Jelas, bila rasa
ini hadir pada satu pihak saja, pihak lainnya akan mendapati lukanya. Bukan
sama-sama jatuh lalu mencinta.
Tapi tuan, saya bersyukur. Karena sempat menjadi
tempatmu melepas rindu, tempatmu membuang sampah-sampah kisahmu yang tabu, pun
menjadi tempat pengistirahatanmu mencari jati diri yang sebentar lagi akan
segera kau temukan.
Lalu, bolehkah kita kembali menjadi teman? Maksud
saya, tanpa terngiang bila kita pernah berdua diatas motor menceritakan tentang
hari itu. Bisakah kembali berteman dan bergandeng tangan tanpa pernah lagi
didasari perasaan? Untuk pertanyaan ini, biar aku saja yang menjawab. Semoga
saya lekas mampu. Namun tuan harus membantu saya bahwa saya tak boleh terlalu
lelap dalam mimpi saya menjadi seorang kekasihmu.
Ini sulit sekali, saya paham hal ini. Saya juga
sudah memikirkan ini sejak jauh hari, dan kejadian-kejadian seperti ini bukan
kejadian pertama kali bagi saya. Semoga saja, saya masih ingat bagaimana saya
bisa menyembuhkan luka patah hati di masalalalu, selain bertemu dengan tuan.
Akan kuingat kembali memori-memori sebelum saya bertatap dengan tuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar